Budaya positip adalah kayakinan dan nilai yang disepakati yang menjadi kebiasaan bersama yang akan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan. Selama ini kesadaran akan penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut hadiah dan hukuman. Tanpa adanya budaya positif maka akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi peserta didik. Pembiasaan yang positif diawali dari diri sendiri dan lingkungan rumah.Jumat 21 juli 2023 Espensa Adakan Budaya Positif dilapangan Upacara didampingi oleh Seluruh Bapak ibu Guru Espensa ,Bagaimana membangun budaya positif di sekolah? Pembiasaan kata kuncinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan wajib hukumnya menyemai bibit-bibit kebudayaan ini. Sekolah bertanggungjawab penuh mewujudkan apa yang dimaksud dengan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar di sekolah. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Disela kegiatan pagi tersebut diisi oleh beberapa anak senior Pramuka,menunjukkan atraksi PPB yang sangat  menarik yang bisa memberikan motivasi anak dalam kegiatan kepramukaan ,Kegiatan tersebut dipimpin oleh Icha Fadilla Riyanti anak kelas IXA.Lis nama anak yang mewakili Atraksi Kepramukaan Antara lain:

  1. Icha Fadillah Riyanti IXA
  2. Annisatul Novia N IXG
  3. Lili Nur Aprillia IXB
  4. Giyun Dwi Elysianti IXG
  5. Qurnia adha Dwi Anggaraini VIIIE
  6. Arnez elvina hasna miyoto putri IXA
  7. Diaz adha nur afifah VIIIF
  8. Imel anjelina Mayasari VIIIB
  9. Fifa Maulida VIIIB
  10. Maysalva ega arstella IXC
  11. Zaskia adelia pamungkas
  12. Niya dwi yogania VIIIE
  13. Quin alia zukhru fila IXB

Upaya mewujudkan budaya positif menjadi bagian dari visi guru penggerak, semua peran itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sama dengan membangun dan mengembangkan budaya positif sekolah. Tidak bisa ditempuh secara individu, perlu berkolaborasi. Siswa, guru, manajemen sekolah, karyawan, orang tua semua harus terlibat. Guru-guru sebagai pemegang posisi penting dalam membangun budaya positif bisa memulainya dari ruang kelas mereka. Membangun kesepakatan kelas, keyakinan kelas akan hal-hal positif yang bisa ditumbuhkan sehingga pembelajaran yang mereka dapatkan benar-benar memerdekakan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang ramah anak dan ramah lingkungan benar-benar dapat diwujudkan.

  1. Tujuan Kegiatan Budaya Positif di Espensa
  • Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa
  • Menumbuhkan budaya positif di kelas dan di sekolah melalui kesepakatan kelas.
  • Menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif).
  1. Tolak Ukur Kegiatan Budaya Positif di Espensa
  • Terwujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa
  • Terwujudkan keyakinan kelas melalui kesepakatan kelas
  • Tumbuhnya karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. 
  1. Dukungan yang di butuhkan
  • Kepala Sekolah dan rekan sejawat
  • Siswa
  • Orang tua siswa
  • Sarana dan prasarana

     4.PELAKSANAAN AKSI NYATA

  • Melaksanakan aksi nyata membuat kesepakatan kelas di kelas VII,VIII,IX, siswa menulis kesepakatan dan di komunikasikan dengan guru, selanjutnya didiskusikan bersama di kelas. Kesepakatan yang di tulis di tempelkan pada kertas yang sudah disediakan guru. Kesepakatan kelas di jadikan keyakinan kelas.
  • Uraian kesepakatan antara lain :
  • Kami saling menghormati
  • Kami saling menyayangi
  • Kami aktif dalam pembelajaran
  • Kami menyelesaikan tugas tepat waktu
  • Kami menjaga kebersihan kelas
  • Kami semangat dalam pembelajaran
  • Kami taat aturan sekolah
  • Menguatkan karakter saling menghormati dengan pembiasaan sapa pagi.
  • Menguatkan karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dari pembiasaan pagi kerohanian. Agama Islam membaca Al Qur’an dan agama non islam pendalaman Al Kitab.
  • Menguatkan karakter mandiri dari pembiasaan literasi.
  • Menguatkan karakter gotong royong dan peduli dari kegiatan kebersihan kelas.
  • Menguatkan karakter tanggung jawab dengan mentaati aturan sekolah, datang tepat waktu, berpakaian rapi.
  • Menguatkan karakter bernalar kritis dan kreatif dalam pembelajaran sekolah berbasis  DIGITAL dan Adiwiyata.
  • Menguatkan karakter kreatif dan tanggung jawab dengan menuntun siswa dalam kebiasaan Pembelajaran.

5.PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN

  • Kesepakatan kelas akan menjadi keyakinan kelas dan menjadi motivasi instrinsik atau muncul dari diri siswa dalam menerapkan budaya positif.
  • Adanya dukungan dari sekolah dalam pembiasaan pembentukan karakter siswa.
  • Disiplin positif mulai tertanam pada diri siswa.
  • Melalui pembelajaran yang berpihak pada siswa, menumbuhkan budaya positif bernalar kritis dan kreatif. Siswa berinovasi dalam pelajaran Digital dan sekolah Adiwiyata.
  • Adanya inovasi yang menjadi prestasi siswa

6.REFLEKSI

  • Memunculkan motivasi instrinsik membutuhkan proses yang berkelanjutan
  • Dengan kesepakatan kelas siswa lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan budaya positif.
  • Pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan menumbuhkan karakter positif bagi siswa.
  • Guru berusaha memiliki posisi kontrol sebagai manager

7.EVALUASI

  • Namun dalam praktek langsung ada sedikit hambatan karena masih terbawa konsep lama dan kata-kata yang diungkapkan belum sepenuhnya bersikap seperti manager.
  • Harapan kedepan sebagai guru harus cepat tanggap dan berusaha menjadi manager dalam menuntun anak dalam budaya positif.
  • Perlu peningkatan kolaborasi dengan rekan sejawat agar kesepakatan kelas benar-benar dapat di laksanakan di semua kelas, sehingga budaya positif melalui kesepakatan kelas dapat terwujud di sekolah.
  • Pembiasaan disiplin positif yang sudah ada di sekolah perlu dukungan berkelanjutan agar terbentuk karakter positif dan visi impian mewujudkan siswa dengan profil pelajar Pancasila tercapai.

8.DOKUMENTASI KEGIATAN

  1. Koordinasi Budaya Positif di SMPN 1 Ngadirojo
  2. Sosialisasi Pemikiran Kihajar Dewantara dan Budaya Positif di SMPN 1 Ngadirojo
  1. Membuat Kesepakatan Kelas
  2. Budaya Positif 3S(Salam Sapa Sepenuh Hati) Pagi di SMPN 1 Ngadirojo
  3. Budaya Positif Memakai Masker, Cuci Tangan dan Cek Suhu Badan di SMPN 1 Ngadirojo
  4. Budaya Positif Pembiasaan Pagi Membaca Al Qur’an
  5. Budaya Positif Pembiasaan Pagi Literasi.
  6. Budaya positif disiplin aturan sekolah.
  7. Budaya positif peduli kebersihan kelas
  8. Menumbuhkan karakter bernalar kritis dan kreatif melalui pembelajaran yang berpihak pada murid.
  9. Karya Siswa.

Demikian kegiatan budaya Positif Espensa.Semangat belajar Anak-anak Espensa..Pasti bisa…

 

By espensa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *